Lulu Trifacilla

Lulu Trifacilla

Rabu, 14 Desember 2011

Tentang 'My Self" vs Teori-teori Psikologi

Pendahuluan
Ketika kelahiran dianggap begitu indah bagi pasangan suami istri disaat itulah sang anak dikandung oleh pasangan untuk kemudian dihadirkan ke muka bumi. Anak merupakan titipan yang paling indah yang mungkin paling berat juga untuk sebuah pasangan suami istri. Maka ketika sudah dititpkan maka harus dijagalah titpan tersebut sampai ia dewasa.
Orang tua mempunyai beban yang begitu berat ketika sudah mendapat anugerah dari Allah  S.W.T. Tidak terbayang beratnya bagi saya yang menurut Steinberg dalam teorinya dimana berumur 19-21 tahun adalah remaja akhir, mendapatkan gambaran untuk menjadi orang tua. Menurut steinberg umur seusia saya mempunyai masa transisi untuk menuju kedewasaan yang ditandai dengan lewati masa puber, mencapai puncak perkembangan kognitif, belum menikah, memiliki identitas seksual yang tetap, dan peran gender yang mantap, masih berada dalam tanggung jawab orang tua dan belum memenuhi persyaratan menuju kedewasaan secara seksual dan psikologis. Selanjutnya mengenai tugas perkembangan remaja akhir adalah pencarian identitas diri, pemantapan terhadap minat-minat intelektual dan tujuan hidup, berusaha menjadi orang dewasa yang berperan di masyarakat, mempersiapkan diri dalam karir dan ekonomi serta kehidupan berkeluarga, membangun hubungan yang mantap degan teman sebaya dari jenis kelamin manapun, mengatasi keinginan seksual dan cara melibatkan seks kedalam hubungan social dengan tepat serta pencapaian system nilai dan etika sebagai pedoman bertingkah laku titik.
Terima kasih kepada kedua orang tua yang sanggup untuk menjaga saya sampai sekarang ini berumur 19 tahun. Tiada tara pemberian yang bisa diungkapkan dan diberikan untuk membalas budi baik selama ini.  Hormat saya selalu untuk kedua orang tua saya Bapak Gunawan dan Ibu Esmery.

Biografi
 
Nama                                 : Lulu Trifacila
Nama Panggilan                   : Lulu/lubu
Tempat / Tanggal Lahir        : Bogor/ 26 Februari 1992
Jenis Kelamin                      : Perempuan
Suku Bangsa                        : Sunda
Agama                                : Islam
Pendidikan                          : SMA
Pekerjaan                           : Mahasiswi
Status                                 : Belum Menikah
Alamat                                : Bogor
Hobi                                   : Jalan-jalan, shopping, nonton, dance, music, bengong, tidur dan bersosialisasi
Cita-cita                             : Psikolog Anak

Saya anak ke 3 dari 3 bersaudara berikut ini adalah profile kakak saya :
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Angga Frayoga
24 tahun
Diploma 3
Karyawan Swasta
Gilang Fahlery
22 Tahun
SMA
Karyawan Swasta
        
Saya menyelesaikan sekolah dengan waktu yang tepat berikut ini adalah table saya dalam menyelesaikan sekolah :
Sekolah
Nama Sekolah
Tahun
TK
TK Edelweis
1997-1998
SD
SDN Ciriung 02
1998-2004
SMP
SMPN 3 Cibinong
2004-2007
SMA
SMAN 1 Cibinong
2007-2010
Kejadian yang berkesan :
Usia (tahun)
Peristiwa
Dampak/Penghayatan/Keterangan
5 tahun
Tertabrak Motor
Menjadi takut saat menyebrang jalan (pengalaman traumatis)
7 tahun
Dihukum oleh ayah
Menjadi segan apabila orangtua sudah menjadi emosi padahal sebelumnya tidak pernah takut pada orang tua
10 tahun
Ikut dalam sanggar modelling
Menjadi percaya diri untuk berkomunikasi dan sosialisasi.
12 tahun
Tersesat di Jakarta sampai tengah malam
Berani untuk mencari jalanan di ibukota dan tidak takut tersesat (penghayatan)
12 tahun
Menemui pelaku exhibisionisme di kereta
Menjadi trauma apabila menaiki kereta sendirian dan saat penuh
13 tahun
Jatuh dari motor
Menjadi takut saat naik motor ada jalanan berlubang (pengalaman traumatis)
16 tahun
Menemui pelaku exhibisionisme saat lari pagi
Menjadi takut apabila berada di tempat sepi dan gelap walaupun hari sudah pagi

 Kepribadian
Kebanyakan orang dapat digolongkan ke dalam salah satu dari 6 (enam) tipe, yatu: realistik, intelektual, sosial, konvensional, enterprising (usaha) dan artistic (John H. Holland 1959). Satu tipe merupakan suatu rumpun sifat–sifat pribadi yang komplek. Rumpun sifat pribadi ini membentuk sejumlah kecenderungan tertentu (potensi). Memahami tipe kepribadian seseorang akan dapat membantu menyalurkan bakat seseorang, pemilihan jabatan, mobilitas dan hasil kerja. Dan apabila saya memilih maka saya memilih pribadi sosial dikarenakan tipe sosial adalah :
 Orang–orang sosial ditandai dengan kecakapan sosialnya dan kebutuhannya untuk mengadakan interaksi sosial. Sifat yang khas orang sosial; ramah, suka bergaul, menyenangkan orang lain, kesadaran sosial, status yang kuat. Dalam memecahkan masalah lebih menyandarkan diri pada penampilan emosi dan perasaan dari pada sumber-sumber intelektualnya. Perumusan empiris, orang-orang sosial lebih suka pendidikan, latihan atau bekerja pada :
1.      Organisator perdamaian dunia
2.      Pekerja pada kasus psikitri
3.      Konselor
4.      Pengawas sekolah
5.      Wasit
6.      Dokter jiwa
7.      Pengajar sekolah menengah
8.      Duta besar
9.      Pewancara
10.  Pengajar ilmu sosial
11.  Ahli psikologi klinis
12.  Taman hiburan
13.  Kepala sekolah
14.  Guru olah raga
15.  Konselor perkawinan
16.  Konselor jabatan
17.  Kepala puskesmas
18.  Dokter anak
19.  Pekerja sosial
20.  Pengarang fiksi ilmiah
21.  Ahli meterologi
22.  Ahli biologi
23.  Ahli teknik laboratorium exsperimental
Orang rasional lebih menyukai lapangan kerja di bidang pendidikan, terapentik, keagamaan, etika dan nilai–nilai sosial. Namun, mereka menghindari peran kelaki-lakian, yang memerlukan kecakapan motorik, penggunaan alat dan mesin, bahaya fisik. rendah.
Kalau 4 tipe kepribadian psikologis saya masuk dalam tipe koleris yaitu mempunyai kekuatan :
1.      Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
2.      Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
3.      Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran atau target
4.      Bebas dan mandiri
5.      Berani menghadapi tantangan dan masalah
6.      “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari ini.”
7.      Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
8.      Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktifitas
9.      Membuat dan menentukan tujuan
10.  Terdorong oleh tantangan dan tantangan
11.  Tidak begitu perlu teman
12.  Mau memimpin dan mengorganisasi
13.  Biasanya benar dan mempunyai visi kedepan
14.  Unggul dalam keadaan

Sedangkan tipe kepribadian koleris mempunyai kelemahan yaitu :
1.      Tidak sabar dan cepat marah (kasar)
2.      Senang memerintah
3.      Terlalu dan bergairah dan tidak atau susah untuk santai
4.      Menyukai kontroversi dan pertengkaran
5.      Terlalu kaku dan kuat atau keras
6.      Tidak menyukai air mata atau emosi tidak simpatik
7.      Tidak suka yang sepele dan bertele-tele
8.      Sering membuat keputusan tergesa-gesa
9.      Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
10.  Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
11.  Workaholic (kerja adalah tuhannya)
12.  Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf

Dinamika Kepribadian
Sifat yang saya miliki adalah kekanak-kanakan, tidak mau mengalah, terkadang egois, dan terkadang saya mau segala sesuatunya sempurna. Akan tetapi yang telah atau belum saya lakukan terkadang tidak sempurna, kebanyakan menuntut tapi tidak memberi yang sepantasnya saya lakukan. Saya menuntut keluarga untuk keluarga sempurna, teman sempurna dan mempunyai pendamping yang Insya Allah nanti sempurna namun saya sendiri tidak memberikan kesempurnaan dalam kepribadian, sikap serta sifat. Mungkin semua ini berasal dari sifat saya yang kekanak-kanakan karena selalu dituruti oleh orang tua semasa kecil dikarenakan orang tua sayang berlebihan dimana saya merupakan anak bungsu dan satu-satunya wanita. Keinginan saya selalu dipenuhi apabila tidak dipenuhi saya menjadi sakit dan marah kepada kedua orang tua saya. Sehingga mereka menerapkan pola asuh autoritative dan dicampur dengan pola asuh permisive.
Pola asuh  authoritative menurut Baumrind (dalam Yuniyati, 2003) bercirikan adanya hak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin. Pola asuh seperti ini anak benar-benar dilatih untuk berdisiplin karena orang tua menerapkan rasa tanggung jawab pada anak, dimana orang yang berdisiplin mampu menunjukkan tanggung jawabnya dalam bentuk berani menanggung resiko atas konsekuensi dari keputusan yang telah diambil. Menurut Shochib (1998) orang tua yang menerapkan pola asuh authoritative banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk berbuat keputusan secara bebas, berkomunikasi dengan lebih baik, mendukung anak untukmemiliki kebebasan sehingga anak mempunyai kepuasan, dan sedikit menggunakan hukuman badan untuk mengembangkan disiplin. Hal-hal yang telah diuraikan diatas dapat diajukan suatu rumusan permasalahan yaitu apakah ada perbedaan disiplin anak ditinjau dari pola asuh orang tua dan dicampur dengan pola asuh permissive.
Pola asuh yang terkadang dicampur ini membuat saya menjadi anak yang manja. Menurut Seto Mulyadi anak manja adalah anak yang selalu mengharapkan perhatian berlebihan dari lingkungan sekelilingnya, dan juga diikuti dengan keinginan untuk segera  dituruti segala kemauannya. Kenyataannya tidak sedikit orang tua yang telah melakukan hal ini tanpa disadarinya misalnya ibu atauayah yang selalu sibuk bekerja, kadang-kadang melakukan kompensasi dengan memanjakan anak. Sedang menurut J. Ronald Walters menyatakan bahwa memanjakan anak berarti meningkatkan kepercayaan bahwa anak selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, baik dengan cara meluapkan kemarahan atau barangkali dengan bujukan atau sanjungan, atau bahkan mungkin dengan cara mengadu domba antara satu orang dewasa dengan yang lainnya. Masih berkaitan dengan anak manja menurut Heribertus Gunawan adalah perilaku ketergantungan yang meliputi mencari perhatian, kasih sayang atau bantuan orang lain secara berlebihan, menurutnya beberapa cirri-cirinya antara lain sering merengek, sering menangis , sering menyela pembicaraan orang tuanya, menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu padahal sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri, tidak punya inisiatif, lebih menunggu bantuan orang dewasa, butuh kedekatan fisik, suka mencari perhatian atau mengharapkan orang tuanya sering mengawasinya, berbicara dengannya dan melihat apa yang telah dibuat.
Namun selain manja saya juga mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk kegiatan sosial hal ini dikarenakan sewaktu saya kecil sudah disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menuntut saya untuk percaya diri ketika dihadapan orang banyak. Orang tua sangat mendukung saya melakukan aktivitas yang menumbuhkan percaya diri. Dan hal itu berguna sampai saat ini apabila saya harus menjalin komunikasi dengan orang lain. Menurut Thantaway percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Sedangkan menurut Sigmund Freud kepercayaan diri adalah suatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu. Mungkin karena itulah apabila mengambil suatu keputusan maka saya dapat cepat untuk mengambil keputusan tersebut tanpa disadari hal itu dapat mempengaruhi hasil akhirnya bagaimana.
Bila menyangkut emosi saya tidak dapat menahan emosi yang mendera apabila sudah kalut. Emosinya akan terlampiaskan kepada orang yang membuat saya emosi. Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Sedangkan Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah. Emosi saya yang tidak dapat ditahan. Kebanyakan emosi yang tidak dapat saya tahan adalah emosi negative. Dimana emosi tersebut lang terkeluarkan begitu saja. Emosi negatif seperti, marah, sedih dan kecewa. Pelepasan emosi negative kadang terjadi karena tergesa-gesanya saya dalam memecahkan masalah yang terjadi dan kebanyakan pelepasan emosi negative itu membuat saya kecewa pada akhirnya.
Kemalasan adalah salah satu sifat dan perilaku saya yang susah untuk dikonversi menjadi rajin. Entah mengapa saya selalu menjadi malas untuk berbuat sesuatu dan apabila malas saya telah naik namun ada yang mengganggu maka emosi negative terluap tidak tertahankan. Malas sendiri dalam bahasa Ilmu adalah Prokrastinasi. Prokrastinasi menurut Watson yaitu takut gagal, tidak suka pada tugas yang diberikan, menentang dan melawan control, mempunyai sifat ketergantungan dan kesulitan dalam membuat keputusan.
Manipulatif adalah salah satu sifat yang saya miliki. Apabila saya berkeinginan maka orang terdekat saya akan saya manipulasi pemikirannya sehingga mengikuti keinginan saya. Sifat manipulatif ini akan menimbulkan kebanggaan pribadi bila ada yang mengikut serta keinginan saya. Manipulasi psikologi adalah gaya dalam memengaruhi pengetahuan sosial seseorang atau sekompok yang bertujuan untuk mengubah persepsi atau perilaku orang atau kelompok secara licik, menipu, atau bahkan metode bisa melalui sebuah strategi yang kasar guna memajukan kepentingan sang manipulator, perlakuan ini sering pada memberikan beban lain, metode tersebut dapat berupa eksploitasi, sampai dengan penyalahgunaan ilmu pengetahuan psikologi secara kasar, licik, dan menipu.
Satu sifat yang saya anggap bagus dari diri saya adalah saya orang yang jujur, apabila berbohong saya akan meredam sedemikian rupa perkataan hingga saya terkesan jujur walaupun berbohong demi kebaikan. Dalam hidup saya kebohongan merupakan hhal yang saya benci oleh karena itu saya sangat menghindari sikap berbohong dan memilih untuk jujur. Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh  gambaran tentang  sesuatu  atau fenomena tersebut. Bila seseorang  itu  menceritakan informasi tentang  gambaran  tersebut kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan realitasnya) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.

Penutup
Sekilas saya belum bisa menjadi seorang manusia yang begitu berharga untuk ditulisi biografi dikarenakan belum memumpuni umur maupun pengalamannya. Namun saya mengerjakan ini dikarenakan adanya tugas dari dosen untuk membuat biografi. Setelah membuat tugas ini saya mendapat banyak sekali pelajaran dari diri saya sendiri. Dimana saya lebih mengenal diri saya dan menyadari apa dan siapa saya. Dengan menulis tugas biografi ini pun saya seakan membaca diri saya sendiri. Entah  disadari atau tidak semua ini bagai sebuah metode katarsis perilaku saya.
Kebiasan yang belum begitu baik membuat saya menyadari bahwa saya bukanlah manusia sempurna seperti selama ini yang saya anggap. Dengan umur 19 tahun seharusnya saya menyadari bahwa saya bukanlah seorang anak-anak lagi namun pribadi yang menuju kepada tahapan kedewasaan. Orang-orang disekelilling saya berharap kepada saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga dengan tugas yang saya buat ini saya bisa mempelajari kelemahan yang saya rasakan dan saya berikan kepada orang lain. Bagai tiada gading yang tak retak dan rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri itulah mungkin penggambaran saya dan mengakhiri biografi ini.
Terima Kasih

 Dafatar Pustaka