Pendahuluan
Ketika
kelahiran dianggap begitu indah bagi pasangan suami istri disaat itulah sang
anak dikandung oleh pasangan untuk kemudian dihadirkan ke muka bumi. Anak
merupakan titipan yang paling indah yang mungkin paling berat juga untuk sebuah
pasangan suami istri. Maka ketika sudah dititpkan maka harus dijagalah titpan
tersebut sampai ia dewasa.
Orang
tua mempunyai beban yang begitu berat ketika sudah mendapat anugerah dari
Allah S.W.T. Tidak terbayang beratnya
bagi saya yang menurut Steinberg dalam teorinya dimana berumur 19-21 tahun
adalah remaja akhir, mendapatkan gambaran untuk menjadi orang tua. Menurut
steinberg umur seusia saya mempunyai masa transisi untuk menuju kedewasaan yang
ditandai dengan lewati masa puber, mencapai puncak perkembangan kognitif, belum
menikah, memiliki identitas seksual yang tetap, dan peran gender yang mantap,
masih berada dalam tanggung jawab orang tua dan belum memenuhi persyaratan
menuju kedewasaan secara seksual dan psikologis. Selanjutnya mengenai tugas
perkembangan remaja akhir adalah pencarian identitas diri, pemantapan terhadap
minat-minat intelektual dan tujuan hidup, berusaha menjadi orang dewasa yang
berperan di masyarakat, mempersiapkan diri dalam karir dan ekonomi serta
kehidupan berkeluarga, membangun hubungan yang mantap degan teman sebaya dari
jenis kelamin manapun, mengatasi keinginan seksual dan cara melibatkan seks
kedalam hubungan social dengan tepat serta pencapaian system nilai dan etika
sebagai pedoman bertingkah laku titik.
Terima
kasih kepada kedua orang tua yang sanggup untuk menjaga saya sampai sekarang
ini berumur 19 tahun. Tiada tara pemberian yang bisa diungkapkan dan diberikan
untuk membalas budi baik selama ini.
Hormat saya selalu untuk kedua orang tua saya Bapak Gunawan dan Ibu
Esmery.
Biografi
Nama :
Lulu Trifacila
Nama
Panggilan : Lulu/lubu
Tempat
/ Tanggal Lahir : Bogor/ 26 Februari 1992
Jenis
Kelamin :
Perempuan
Suku
Bangsa :
Sunda
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Mahasiswi
Status :
Belum Menikah
Alamat :
Bogor
Hobi : Jalan-jalan, shopping,
nonton, dance, music, bengong, tidur
dan bersosialisasi
Cita-cita :
Psikolog Anak
Saya anak ke
3 dari 3 bersaudara berikut ini adalah profile kakak saya :
Nama
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Angga Frayoga
|
24 tahun
|
Diploma 3
|
Karyawan Swasta
|
Gilang Fahlery
|
22 Tahun
|
SMA
|
Karyawan Swasta
|
Saya
menyelesaikan sekolah dengan waktu yang tepat berikut ini adalah table saya
dalam menyelesaikan sekolah :
Sekolah
|
Nama
Sekolah
|
Tahun
|
TK
|
TK Edelweis
|
1997-1998
|
SD
|
SDN Ciriung
02
|
1998-2004
|
SMP
|
SMPN 3
Cibinong
|
2004-2007
|
SMA
|
SMAN 1
Cibinong
|
2007-2010
|
Kejadian
yang berkesan :
Usia
(tahun)
|
Peristiwa
|
Dampak/Penghayatan/Keterangan
|
5 tahun
|
Tertabrak
Motor
|
Menjadi
takut saat menyebrang jalan (pengalaman traumatis)
|
7 tahun
|
Dihukum
oleh ayah
|
Menjadi
segan apabila orangtua sudah menjadi emosi padahal sebelumnya tidak pernah
takut pada orang tua
|
10 tahun
|
Ikut dalam
sanggar modelling
|
Menjadi
percaya diri untuk berkomunikasi dan sosialisasi.
|
12 tahun
|
Tersesat di
Jakarta sampai tengah malam
|
Berani
untuk mencari jalanan di ibukota dan tidak takut tersesat (penghayatan)
|
12 tahun
|
Menemui
pelaku exhibisionisme di kereta
|
Menjadi
trauma apabila menaiki kereta sendirian dan saat penuh
|
13 tahun
|
Jatuh dari
motor
|
Menjadi
takut saat naik motor ada jalanan berlubang (pengalaman traumatis)
|
16 tahun
|
Menemui
pelaku exhibisionisme saat lari pagi
|
Menjadi takut
apabila berada di tempat sepi dan gelap walaupun hari sudah pagi
|
Kepribadian
Kebanyakan
orang dapat digolongkan ke dalam salah satu dari 6 (enam) tipe, yatu:
realistik, intelektual, sosial, konvensional, enterprising (usaha) dan artistic
(John H. Holland 1959). Satu tipe merupakan suatu rumpun sifat–sifat pribadi
yang komplek. Rumpun sifat pribadi ini membentuk sejumlah kecenderungan
tertentu (potensi). Memahami tipe kepribadian seseorang akan dapat membantu
menyalurkan bakat seseorang, pemilihan jabatan, mobilitas dan hasil kerja. Dan
apabila saya memilih maka saya memilih pribadi sosial dikarenakan tipe sosial
adalah :
Orang–orang sosial ditandai dengan kecakapan
sosialnya dan kebutuhannya untuk mengadakan interaksi sosial. Sifat yang khas
orang sosial; ramah, suka bergaul, menyenangkan orang lain, kesadaran sosial,
status yang kuat. Dalam memecahkan masalah lebih menyandarkan diri pada
penampilan emosi dan perasaan dari pada sumber-sumber intelektualnya. Perumusan
empiris, orang-orang sosial lebih suka pendidikan, latihan atau bekerja pada :
1.
Organisator perdamaian dunia
2.
Pekerja pada kasus psikitri
3.
Konselor
4.
Pengawas sekolah
5.
Wasit
6.
Dokter jiwa
7.
Pengajar sekolah menengah
8.
Duta besar
9.
Pewancara
10. Pengajar ilmu
sosial
11. Ahli
psikologi klinis
12. Taman hiburan
13. Kepala
sekolah
14. Guru olah
raga
15. Konselor
perkawinan
16. Konselor
jabatan
17. Kepala
puskesmas
18. Dokter anak
19. Pekerja
sosial
20. Pengarang
fiksi ilmiah
21. Ahli
meterologi
22. Ahli biologi
23. Ahli teknik
laboratorium exsperimental
Orang
rasional lebih menyukai lapangan kerja di bidang pendidikan, terapentik,
keagamaan, etika dan nilai–nilai sosial. Namun, mereka menghindari peran
kelaki-lakian, yang memerlukan kecakapan motorik, penggunaan alat dan mesin,
bahaya fisik. rendah.
Kalau
4 tipe kepribadian psikologis saya masuk dalam tipe koleris yaitu mempunyai
kekuatan :
1.
Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
2.
Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi
kesalahan
3.
Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran atau
target
4.
Bebas dan mandiri
5.
Berani menghadapi tantangan dan masalah
6.
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok
harus lebih baik dari ini.”
7.
Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
8.
Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada
produktifitas
9.
Membuat dan menentukan tujuan
10. Terdorong
oleh tantangan dan tantangan
11. Tidak begitu
perlu teman
12. Mau memimpin
dan mengorganisasi
13. Biasanya
benar dan mempunyai visi kedepan
14. Unggul dalam
keadaan
Sedangkan tipe kepribadian koleris mempunyai
kelemahan yaitu :
1.
Tidak sabar dan cepat marah (kasar)
2.
Senang memerintah
3.
Terlalu dan bergairah dan tidak atau susah untuk santai
4.
Menyukai kontroversi dan pertengkaran
5.
Terlalu kaku dan kuat atau keras
6.
Tidak menyukai air mata atau emosi tidak simpatik
7.
Tidak suka yang sepele dan bertele-tele
8.
Sering membuat keputusan tergesa-gesa
9.
Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung
memperalat orang lain
10. Menghalalkan
segala cara demi tercapainya tujuan
11. Workaholic
(kerja adalah tuhannya)
12. Amat sulit
mengaku salah dan meminta maaf
Dinamika
Kepribadian
Sifat
yang saya miliki adalah kekanak-kanakan, tidak mau mengalah, terkadang egois, dan
terkadang saya mau segala sesuatunya sempurna. Akan tetapi yang telah atau
belum saya lakukan terkadang tidak sempurna, kebanyakan menuntut tapi tidak
memberi yang sepantasnya saya lakukan. Saya menuntut keluarga untuk keluarga
sempurna, teman sempurna dan mempunyai pendamping yang Insya Allah nanti
sempurna namun saya sendiri tidak memberikan kesempurnaan dalam kepribadian,
sikap serta sifat. Mungkin semua ini berasal dari sifat saya yang
kekanak-kanakan karena selalu dituruti oleh orang tua semasa kecil dikarenakan
orang tua sayang berlebihan dimana saya merupakan anak bungsu dan satu-satunya
wanita. Keinginan saya selalu dipenuhi apabila tidak dipenuhi saya menjadi
sakit dan marah kepada kedua orang tua saya. Sehingga mereka menerapkan pola
asuh autoritative dan dicampur dengan pola asuh permisive.
Pola asuh authoritative menurut Baumrind (dalam Yuniyati, 2003)
bercirikan adanya hak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sama dalam arti
saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan
perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin. Pola asuh seperti ini anak
benar-benar dilatih untuk berdisiplin karena orang tua menerapkan rasa tanggung
jawab pada anak, dimana orang yang berdisiplin mampu menunjukkan tanggung
jawabnya dalam bentuk berani menanggung resiko atas konsekuensi dari keputusan
yang telah diambil. Menurut Shochib (1998) orang tua yang menerapkan pola asuh authoritative banyak memberikan kesempatan kepada anak
untuk berbuat keputusan secara bebas, berkomunikasi dengan lebih baik,
mendukung anak untukmemiliki kebebasan sehingga anak mempunyai kepuasan, dan
sedikit menggunakan hukuman badan untuk mengembangkan disiplin. Hal-hal yang
telah diuraikan diatas dapat diajukan suatu rumusan permasalahan yaitu apakah
ada perbedaan disiplin anak ditinjau dari pola asuh orang tua dan dicampur
dengan pola asuh permissive.
Pola asuh yang terkadang dicampur ini membuat saya menjadi
anak yang manja. Menurut Seto Mulyadi anak manja adalah anak yang selalu
mengharapkan perhatian berlebihan dari lingkungan sekelilingnya, dan juga
diikuti dengan keinginan untuk segera
dituruti segala kemauannya. Kenyataannya tidak sedikit orang tua yang
telah melakukan hal ini tanpa disadarinya misalnya ibu atauayah yang selalu
sibuk bekerja, kadang-kadang melakukan kompensasi dengan memanjakan anak.
Sedang menurut J. Ronald Walters menyatakan bahwa memanjakan anak berarti
meningkatkan kepercayaan bahwa anak selalu mendapatkan apa yang ia inginkan,
baik dengan cara meluapkan kemarahan atau barangkali dengan bujukan atau
sanjungan, atau bahkan mungkin dengan cara mengadu domba antara satu orang
dewasa dengan yang lainnya. Masih berkaitan dengan anak manja menurut Heribertus
Gunawan adalah perilaku ketergantungan yang meliputi mencari perhatian, kasih
sayang atau bantuan orang lain secara berlebihan, menurutnya beberapa
cirri-cirinya antara lain sering merengek, sering menangis , sering menyela
pembicaraan orang tuanya, menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu
padahal sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri, tidak punya inisiatif, lebih
menunggu bantuan orang dewasa, butuh kedekatan fisik, suka mencari perhatian
atau mengharapkan orang tuanya sering mengawasinya, berbicara dengannya dan
melihat apa yang telah dibuat.
Namun selain manja saya juga mempunyai kepercayaan diri yang
tinggi untuk kegiatan sosial hal ini dikarenakan sewaktu saya kecil sudah
disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menuntut saya untuk percaya diri
ketika dihadapan orang banyak. Orang tua sangat mendukung saya melakukan
aktivitas yang menumbuhkan percaya diri. Dan hal itu berguna sampai saat ini
apabila saya harus menjalin komunikasi dengan orang lain. Menurut Thantaway
percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi
keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan.
Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada
kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Sedangkan menurut Sigmund Freud
kepercayaan diri adalah suatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang
dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu. Mungkin
karena itulah apabila mengambil suatu keputusan maka saya dapat cepat untuk
mengambil keputusan tersebut tanpa disadari hal itu dapat mempengaruhi hasil
akhirnya bagaimana.
Bila menyangkut emosi saya tidak dapat menahan emosi yang mendera
apabila sudah kalut. Emosinya akan terlampiaskan kepada orang yang membuat saya
emosi. Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran
yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Sedangkan
Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai
suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang
disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989)
membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman
disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh
bermacam-macam keadaan jasmaniah. Emosi saya yang tidak dapat ditahan.
Kebanyakan emosi yang tidak dapat saya tahan adalah emosi negative. Dimana
emosi tersebut lang terkeluarkan begitu saja. Emosi negatif seperti, marah,
sedih dan kecewa. Pelepasan emosi negative kadang terjadi karena
tergesa-gesanya saya dalam memecahkan masalah yang terjadi dan kebanyakan
pelepasan emosi negative itu membuat saya kecewa pada akhirnya.
Kemalasan adalah salah satu sifat dan perilaku saya yang
susah untuk dikonversi menjadi rajin. Entah mengapa saya selalu menjadi malas
untuk berbuat sesuatu dan apabila malas saya telah naik namun ada yang
mengganggu maka emosi negative terluap tidak tertahankan. Malas sendiri dalam
bahasa Ilmu adalah Prokrastinasi. Prokrastinasi menurut Watson yaitu takut
gagal, tidak suka pada tugas yang diberikan, menentang dan melawan control,
mempunyai sifat ketergantungan dan kesulitan dalam membuat keputusan.
Manipulatif adalah salah satu sifat yang saya miliki. Apabila
saya berkeinginan maka orang terdekat saya akan saya manipulasi pemikirannya
sehingga mengikuti keinginan saya. Sifat manipulatif ini akan menimbulkan
kebanggaan pribadi bila ada yang mengikut serta keinginan saya. Manipulasi
psikologi adalah gaya dalam memengaruhi pengetahuan sosial seseorang atau
sekompok yang bertujuan untuk mengubah persepsi atau perilaku orang atau
kelompok secara licik, menipu, atau bahkan metode bisa melalui sebuah strategi
yang kasar guna memajukan kepentingan sang manipulator, perlakuan ini sering
pada memberikan beban lain, metode tersebut dapat berupa eksploitasi, sampai
dengan penyalahgunaan ilmu pengetahuan psikologi secara kasar, licik, dan
menipu.
Satu sifat yang saya anggap bagus dari diri saya adalah saya
orang yang jujur, apabila berbohong saya akan meredam sedemikian rupa perkataan
hingga saya terkesan jujur walaupun berbohong demi kebaikan. Dalam hidup saya
kebohongan merupakan hhal yang saya benci oleh karena itu saya sangat
menghindari sikap berbohong dan memilih untuk jujur. Kata jujur adalah kata
yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan
dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang sesuatu
atau fenomena tersebut. Bila seseorang
itu menceritakan informasi
tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada
“perubahan” (sesuai dengan realitasnya) maka sikap yang seperti itulah yang
disebut dengan jujur.
Penutup
Sekilas saya belum bisa menjadi seorang manusia yang begitu
berharga untuk ditulisi biografi dikarenakan belum memumpuni umur maupun
pengalamannya. Namun saya mengerjakan ini dikarenakan adanya tugas dari dosen
untuk membuat biografi. Setelah membuat tugas ini saya mendapat banyak sekali
pelajaran dari diri saya sendiri. Dimana saya lebih mengenal diri saya dan
menyadari apa dan siapa saya. Dengan menulis tugas biografi ini pun saya seakan
membaca diri saya sendiri. Entah
disadari atau tidak semua ini bagai sebuah metode katarsis perilaku
saya.
Kebiasan yang belum begitu baik membuat saya menyadari bahwa
saya bukanlah manusia sempurna seperti selama ini yang saya anggap. Dengan umur
19 tahun seharusnya saya menyadari bahwa saya bukanlah seorang anak-anak lagi
namun pribadi yang menuju kepada tahapan kedewasaan. Orang-orang disekelilling
saya berharap kepada saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga dengan tugas yang saya buat ini saya bisa mempelajari
kelemahan yang saya rasakan dan saya berikan kepada orang lain. Bagai tiada
gading yang tak retak dan rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri
itulah mungkin penggambaran saya dan mengakhiri biografi ini.
Terima Kasih
Dafatar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar